Pengaruh Kualitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan Pohon


Respon Terhadap Radiasi Ultraviolet
Cahaya dengan keadaan kualitas yang berbeda-beda ditemukan dalam dua keadaan tresterial utama dibumi ini yaitu dibawak kanopi daun dan didaerah altitude tinggi dimana terjadi radiasi dengan penambahan jumlah sinar ultraviolet (UV). Di daerah yang altitudenya lebih rendah UV secara nyata disaring oleh atmosfer terutama oleh oksigen dan ozon. Tetapi perbedaan UV ditempat tinggi dan yang rendah, secara relative kecil, walau UV secara biologis merupakan bentuk radiasi yang mempunyai bentuk yang ekstrim, hanya sedikit pengaruh UV pada tanaman didaerah dataran tinggi. Caidwell (1996) menemukan peningkatan sebesar 26 % radiasi matahari langsung pada pita 280-315 nm pada ketinggian 4450 m bila dibandingkan dengan ketinggian 1670 m, tetapi hal ini  sebagian besar diimbangi oleh suatu penurunan dalam radiasi UV.
Dari gambar diatas dapat kita lihat perbedaan yang mencolok dari radiasi sinar matahari pada hari yang tidak berawan antara daerah ekuator (yang memiliki iklim tropis) dan daerah lintang 200U, 400U, 600U (yaitu merupakan daerah temperat)

Pengaruh Terhadap Fotosintesis
Pola dari pucuk tanaman diarahkan untuk menuju efisiensi dalam fotosintesis struktur dari mesosfil kurang dan organ stomata memungkinkan perubahan gas secara cepat, bahkan adanya fakta bahwa fotosintesis memanfaatkan sebagian besar radiasi panjang gelombang yang terlihat sangat nyata, karena panjang gelombang ini adalah wilayah spektrum dengan nilai energi yang paling besar disamping adaptasi diatas, sebenarnya hanya sedikit energi matahari dimanfaatkan dalam proses fotosintesis (0,025%).
Kebanyakan daun telah menjadi jenuh cahaya dan hanya 20% dari cahaya matahari penuh yang dapat diserap. Dari jumlah ini hanya 20% yang disimpan dalam molekul gula yang dihasilkan. Sejumlah cahaya yang dibutuhkan untuk fotosintesis, agar dapat seimbang dengan menggunakan ikatan karbon yang digunakan untuk respirasi. Dalam hal ini prosentase dari cahaya penuh, titik kopensasiuntuk permudaan tanaman biasanya berada antara 2 dan 30%.
Cahaya dapat menembus daun dengan 4 cara
  1. Irradiasi langsung yang tidak terhalang yang diberikan oleh noda-noda matahari. Noda matahari ini mempunyai sifat berirradiasi langsung kecuali bila terjadi pengaruh bayangan. (Anderson dan miller 1974). Cahaya matahari langsung nampak menjadi berkurang nilainya pada sebagian besar di bawah kanopi.
  2. Radiasi difusi yang tak terhalang merupakan cahaya langit difusi yang mengiringi noda matahari.
  3. Refleksi daun-daun tidak hanya meneruskan cahaya, tetapi sama dengan permukaan biologis lainnya, memantulkan sebagian tertentu. Jumlah yang dipantulkan akan tergantung pada beberapa parameter cahaya yang dipantulkan. Juga diubah spektrumnya dengan cara yang sama seperti cahaya yang diteruskan.
  4. Transmisi derajat penaungan lebih tergantung jumlah cahaya yang diabsorbsi dan yang dipantulkan oleh daun.
Dari keempat cara tersebut diatas sudah jelas akan mempengaruhi terhadap proses fotosintesis karena kualitas, intensitas dan fotoperiode cahaya untuk proses fotosintesa terjadinya pada daun.

Pengaruh Terhadap Perkecambahan
Jumlah cahaya yang dibutuhkan untuk merangsang perkecambahan sangat nyata untuk tanaman bluegrass, namun untuk tanaman tembakau, cahaya selama 0,01 detik sudah mampu mendorong perkecambahannya, ketika biji ditanam tidak boleh sepenuhnya tertutup tanah karena biji-bijian dari banyak spesies tidak akan berkecambah pada keadaan gelap itu memerlukan rangsangan cahaya. Beberapa peneliti memperlihatkan bahwa biji yang peka terhadap cahaya tidak akan berkecambah dibawah kanopi daun (Black, 1969; Stoutjesdijk, 1972, King 1975) Diduga karena peningkatan derajat FR. Gorski (1975) menemukan hambatan perkecambahan pada semua dari tujuh spesies dengan biji-biji yang dirangsang cahaya. Karena itu, kelihatannya perkecambahan yang dikendalikan oleh cahaya merupakan satu adaptasi tanaman yang tidak toleran terhadap penaungan. Namun berdasarkan penemuan hasil penelitian, bahwa pada biji yang telah direndam dan diberikan perlakuan cahaya yang cukup kemudian dikeringkan kembali, maka rangsangan cahaya masih bertahan sehingga perkecambahan tetap terjadi meskipun biji sepenuhnya tertutup tanah.
Biji beberapa spesies liar bahkan terhambat perkecambahannya dalam keadaan terang, dikarenakan cahaya biru terutama diakibatkan oleh adanya cahaya merah-jauh  (FR). Gelombang merah jauh dari sinar matahari merupakan panjang gelombang yang paling menghambat perkembangan dan pertumbuhan biji sampai pada taraf yang lebih rendah. Biji yang membutuhkan cahaya untuk berkecambah disebut fotodorman.

Pengaruh Terhadap Pertumbuhan Vegetatif
Pertumbuhan vegetatif diawali dalam meristem kuncup ujung, literal dan didalam meristem interkalar daun muda dan ruas sampai kepada pertumbuhan bunga dan kembali menjadi biji. Pertumbuhan dari interkalar, biasanya terbatas pada jumlah tertentu sel-sel aktif dan kebutuhan hormon yang dipasok pada sumber yang lain (Kuncup dan daun muda). Tanaman akan menjadi kerdil apabila tanaman didalam meristem interkalar kekurangan hormon pertumbuhan, terutama kekurangan gas maupun sinar cahaya infra merah jauh (730 nm). Kualitas cahaya mempunyai pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman, terutama dengan adanya cahaya merah (660nm) dan merah jauh (739nm), pertumbuhan meristematik interkalar pada tanaman rumput-rumputan terjadi dengan cara pemanjangan batang muda dan terlindung dari sinar atau cahaya, dari radiasi merah jauh. Panjang gelombang cahaya tidak semua digunakan dan mempengaruhi terhadap pertumbuhan vegetatif dari suatu tanaman hal ini akan sangat tergantung kepada kemampuan dan kebutuhan tanaman dalam perkembangan dan pertumbuhannya.

Transport Sel


Sistem Transpor Membran
Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu lintas molekul dan ion secara dua arah. Molekul yang dapat melewati membran sel antara lain ialah molekul hidrofobik (CO2, O2), dan molekul polar yang sangat kecil (air, etanol). Sementara itu, molekul lainnya seperti molekul polar dengan ukuran besar (glukosa), ion, dan substansi hidrofilik membutuhkan mekanisme khusus agar dapat masuk ke dalam sel.



Banyaknya molekul yang masuk dan keluar membran menyebabkan terciptanya lalu lintas membran. Lalu lintas membran digolongkan menjadi dua cara, yaitu dengan transpor pasif untuk molekul-molekul yang mampu melalui membran tanpa mekanisme khusus dan transpor aktif untuk molekul yang membutuhkan mekanisme khusus.
Sel Prokariotik. Kata prokariota (prokaryote) berasal dari bahasa Yunani, pro yang berarti sebelum dan karyon yang artinya kernel atau juga disebut nukleus. Sel prokariotik tidak memiliki nukleus. Materi genetiknya (DNA) terkonsentrasi pada suatu daerah yang disebut nukleoid, tetapi tidak ada membran yang memisahkan daerah nukleoid ini dengan bagian sel lainnya.




Sedangkan sel eukariotik, eu berarti sebenarnyadan karyon berarti nukleus. Eukariotik mengandung pengertian memiliki nukleus sesungguhnya yang dibungkus oleh selubung nukleus.



Perbedaan Sel Eukariot dan Prokariot
1.      Eukariot mempunyai real nucleus krn materi inti dilingkupi oleh membran inti, sedang prokariot tidak mempunyai inti yang sebenarnya, materi inti tersebar dlm sitoplasma krn tdk mempunyai membran inti.
2.      Eukariot memiliki DNA yang lebih kompleks, lebih banyak mengandung pasangan basa nukleotida, sehingga harus digulung pada protein histon (ada histonnya), sedang Prokariot memiliki DNA yang lebih sederhana, lebih sedikit mengandung pasangan basa nukleotida, berbentuk sirkuler.
3.      Eukariot memiliki kromosom > 1, sedang Prokariot hanya memiliki kromosom tunggal.
4.      Eukariot memiliki intron dan ekson, sedang Prokariot tidak memiliki intron, hanya ekson.
5.      Eukariot tidak memiliki operon, prokariot ada operon.
6.      Pada Eukariot transkripsi terjadi di inti dan translasi terjadi di sitoplasma. Keduanya tidak dapat dilakukan secara bersamaan, sedang pada Prokariot transkripsi dan translasi dapat terjadi secara simultan.
7.      Pada Eukariot transkripsi lebih rumit dikarenakan akses RNA polymerase terhadap DNA lebih lamah akibat DNA dikemas secara kompak dengan protein histon, sedang pada Prokariot transkripsi terjadi lebih sederhana.
8.      Pada Eukariot regulasi sintesis proteinnya lebih kompleks, sedang pada Prokariot regulasi sintesis protein lebih sederhana.



Transpor Pasif
Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni gradien konsentrasinya. Transpor pasif ini bersifat spontan. Difusiosmosis, dan difusi terfasilitasi merupakan contoh dari transpor pasif. Difusi terjadi akibat gerak termal yang meningkatkan entropi atau ketidakteraturan sehingga menyebabkan campuran yang lebih acak. Difusi akan berlanjut selama respirasi seluler yang mengkonsumsi O2 masuk. Osmosis merupakan difusi pelarut melintasi membran selektif yang arah perpindahannya ditentukan oleh beda konsentrasi zat terlarut total (dari hipotonis ke hipertonis). Difusi terfasilitasi juga masih dianggap ke dalam transpor pasif karena zat terlarut berpindah menurut gradien konsentrasinya.

Difusi
Adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Contoh yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara.

Osmosis
Adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena ini dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar sel.

Transport Lintas Membran
Proses transport melalui membran terjadi melalui 2 mekanisme, yaitu transport aktif dan transport pasif. Transport pasif terjadi tanpa memerlukan energi sedangkan transport aktif memerlukan energi.
Yang termasuk transport pasif adalah :
a. difusi sederhana,
b. transport dengan fasilitas,
c. transport lewat ion channel.

Difusi Terfasilitas
Transport dengan cara difusi fasilitas mempunyai perbedaan dengan difusi sederhana yaitu difusi fasilitas terjadi melalui carrier spesifik dan difusi ini mempunyai kecepatan transport maksimum (Vmax). Suatu bahan yang akan ditransport lewat cara ini akan terikat lebih dahulu dengan carrier protein yang spesifik, dan ikatan ini akan membuka channel tertentu untuk membawa ikatan ini ke dalam sel. Jika konsentrasi bahan ini terus ditingkatkan, maka jumlah carrier akan habis berikatan dengan bahan tersebut sehingga pada saat itu kecepatan difusi menjadi maksimal (Vmax). Pada difusi sederhana hal ini tidak terjadi, makin banyak bahan kecepatan transport bahan maakin meningkat tanpa batas.

Transport­ Ion­­ Channel
Transport lewat ion channel khusus bagi ion-ion yang sulit ditransport secara difusi akibat muatan listriknya. Ion channel ini mempunyai sifat yang sangat selektif dan terbukanya channel tersebut akibat potensial listrik sepanjang membran sel dan melalui ikatan channel dengan hormon atau neurotransmitter.



Transpor Aktif
Merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak spontan. Arah perpindahan dari transpor ini melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif membutuhkan bantuan dari beberapa protein. Contoh protein yang terlibat dalam transpor aktif ialah channel protein dan carrier protein, serta ionophore
Transport aktif terbagi atas transport aktif primer dan sekunder. Transport aktif sekunder juga terdiri atas co-transport dan counter transport (exchange).
Transport aktif primer memakai energi langsung dari ATP, misalnya pada Na-K pump dan Ca pump. Pada Na-K pump, 3 Na akan dipompa keluar sel sedang 2 K akan dipompa kedalam sel. Pada Ca pump, ca akan dipompa keluar sel agar konsentrasi Ca dalam sel rendah.



Transport Sekunder Co-Transport
Pada transport sekunder co-transport , glukosa atau asam amino akan ditransport masuk dalam sel mengikuti masuknya Natrium. Natrium yang masuk akibat perbedaan konsentrasi mengikutkan glukosa atau asam amino ke dalam sel, meskipun asam amino atau glukosa di dalam sel konsentrasinya lebih tinggi dari luar sel, tetapi asam amino atau glukosa ini memakai energi dari Na (akibat perbedaan konsentrasi Na). Sehingga glukosa atau asam amino ditransport secara transport aktif sekunder co-transport

Transport Sekunder Counter-Transport
Pada proses counter transport/exchange, masuknya ion Na ke dalam sel akan menyebabkan bahan lain ditransport keluar. Misalnya pada Na-Ca exchange dan Na-H exchange. Pada Na-Ca exchange, 3 ion Na akan ditransport kedalam sel untuk setiap 1 ion Ca yang ditransport keluar sel, hal ini untuk menjaga kadar Ca intrasel, khususnya pada otot jantung sehingga berperan pada kontraktiitas jantung. Na-H exchange terutama berperan mengatur konsentrasi ion Na dan Hidrogen dalam tubulus proksimal ginjal, sehingga turut mengatur pH dalam sel.



Pria Asia Rentan Kena Lupus Karena Kelainan Kromosom Seks


Los Angeles, Penyakit lupus lebih banyak menyerang wanita usia produktif dan hanya sebagian kecil saja yang menyerang pria. Tapi adanya kelainan genetik pada kromosom seks membuat beberapa pria di Asia rentan terkena penyakit autoimun tersebut. 
Pada umumnya manusia memiliki 2 kromosom seks, kecuali pada kasus-kasus tertentu seseorang memiliki 3 kromosom. Pria normal mempunyai kromosom X dan Y, sementara wanita mempunyai 2 kromosom X. 
Menurut sebuah penelitian, variasi genetik pada kromosom X dapat meningkatkan risiko terkena lupus. Meski kromosom X merupakan kromosom wanita, namun variasi tersebut lebih berpengaruh pada pria yang hanya mempunyai 1 kromosom X.



Dikutip dari Sciencedaily, Selasa (23/8/2010), sebuah penelitian yang dilakukan di University of California, Los Angeles (UCLA) mengungkap variasi tersebut menyebabkan respons tertentu pada sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, pria dengan variasi tersebut lebih rentan terkena lupus. 

Para peneliti menyimpulkan hal itu setelah melakukan pengamatan kromosom terhadap 9.274 orang dari berbagai etnis di wilayah Asia Timur. Tidak semuanya menderita lupus, beberapa orang sehat juga dilibatkan sebagai kontrol pembanding. 

Selain berhubungan dengan jenis kelamin, peneliti menyimpulkan bahwa pengaruh variasi genetik tersebut juga berhubungan dengan etnis seseorang. Dalam penelitian tersebut, pengaruhnya teramati lebih kuat pada pria China dan Jepang. 

Dikatakan oleh para peneliti, temuan ini akan membantu memahami pengaruh faktor genetis terhadap penyakit lupus. Dengan pemahaman tersebut, pengembangan terapi bisa diarahkan pada target yang lebih tepat. 
Penelitian tersebut didanai oleh Lupus Institute, sebuah organisasi nirlaba yang didirikan utnuk mendukung penelitian tentang lupus. Hasilnya telah dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences edisi 23 Agustus 2010.

Siklus dan Pembelahan Sel (Bagian 1)


SIKLUS SEL

Sel adalah unsur terkecil yang menyusun suatu organisme. Dalam perjalanan hidupnya, sel tidaklah statis, namun ia senantiasa melakukankegiatan memperbanyak diri dalam konteks perkembangbiakan pembelahan sel bertujuan agar reproduksi dan embriogenesis dapat berkelanjutan. Sel induk gamet (gametogonium) harus terlebih dahulu berploriferasi, setelah itu gametosit mengalami pembelahan reduksi. Bila pembuahan terjadi, maka embryogenesis terjadi yang pada prinsipnya berlangsung dengan cara perbanyakan satu sel zygote menjadi ribuan sampai milyaran sel.
Siklus sel yang berlangsung kontinu dan barulang (siklik) disebut poliferasi. Keberhasilan sebuah poliferasi membutuhkan transisi unidireksional dan teratur dari satu fase siklus sel menuju fase berikutnya. Jenjang reaksi kimia organic yang terjadi seyogyanya diselesaikan sebelum jenjang berikutnya dimulai. Sebagai contoh, dimulainya fase mitosis sebelum selesainya tahap replikasi DNA akan menyebabkan sel tereliminasi.
Pada sel prokariota yang tidak memiliki inti sel, siklus sel terjadi melalui suatu proses yang disebut pembelahan biner, sedang pada sel eukariota yang memiliki inti sel, siklus sel terbagi menjadi dua fase fungsional, fase S dan M, dan fase persiapan, G1 dan G2: 
Fasa S (sintesis)
Merupakan tahap terjadinya replikasi DNA. Pada umumnya, sel tubuhmanusia membutuhkan waktu sekitar 8 jam untuk menyelesaikan tahap ini. Hasil replikasi kromosom yang telah utuh, segera dipilah bersama dengan dua nuklei masing-masing guna proses mitosis pada fase M.

Fasa M (mitosis)
Interval waktu fase M kurang lebih 1 jam. Tahap di mana terjadi pembelahan sel (baik pembelahan biner atau pembentukan tunas). Pada mitosis, sel membelah dirinya membentuk dua sel anak yang terpisah. Dalam fase M terjadi beberapa jenjang fase, yaitu:
Profase, fase terjadinya kondensasi kromosom dan pertumbuhanpemintalnya. Pada saat ini kromosom terlihat di dalam sitoplasma.
Prometafase, pada fase ini sampul inti sel terlarut dan kromosom yang mengandung 2 kromatid mulai bermigrasi menuju bidang ekuatorial (piringan metafase).
Metafase. kondensasi kromosom pada bidang ekuatorial mencapai titik puncaknya
Anafase. Tiap sentromer mulai terpisah dan tiap kromatid dari masing-masing kromosom tertarik menuju pemintal kutub.
Telofase. Kromosom pada tiap kutub mulai mengalami dekondensasi, diikuti dengan terbentuknya kembali membran inti sel dan sitoplasma perlahan mulai membelah
Sitokinesis. Pembelahan sitoplasma selesai setelah terjadi oleh interaksi antarapemintal mitotik, sitoskeleton aktomiosin dan fusi sel, dan menghasilkan dua sel anak yang identik.

Fasa G (gap)
Fasa G yang terdiri dari G1 dan G2 adalah fase sintesis zat yang diperlukan pada fase berikutnya. Pada sel mamalia, interval fase G2 sekitar 2 jam, sedangkan interval fase G1 sangat bervariasi antara 6 jam hingga beberapa hari. Sel yang berada pada fase G1 terlalu lama, dikatakan berada pada fase G0 atau quiescent. Pada fase ini, sel tetap menjalankan fungsi metabolisnya dengan aktif, tetapi tidak lagi melakukan proliferasi secara aktif. Sebuah sel yang berada pada fase G0 dapat memasuki siklus sel kembali, atau tetap pada fase tersebut hingga terjadi apoptosis.
Pada umumnya, sel pada orang dewasa berada pada fase G0. Sel tersebut dapat masuk kembali ke fase G1 oleh stimulasi antara lain berupa: perubahan kepadatan sel, mitogen atau faktor pertumbuhan, atau asupan nutrisi.

Interfase
Merupakan sebuah jedah panjang antara satu mitosis dengan yang lain. Jedah tersebut termasuk fase G1, S, G2.

PEMBELAHAN SEL

Reproduksi  sel  dapat terjadi  karena   peristiwa  pembelahan  sel. Pembelahan  sel  ini  diawali  denganadanya  pembelahan  kromosom  dalam  beberapa  tahap  pembelahan. Pada setiap tahap  pembelahan  mempunyai  ciri-ciri  tertentu  yang  dapat  diamati  proses-prosesnya  melalui  teknik  atau perlakuan  tertentu  yang diberikan  pada kromosom dalam sel tersebut.

Adapun  pembelahan sel dibedakan menjadi  dua macam,  yaitu Pembelahan Mitosis dan Pembelahan Meiosis.
Pembelahan Mitosis  adalah  peristiwa  pembelahan  sel  yang  terjadi  pada  sel-sel  somatis (sangat aktif  pada  jaringan  meristem)  yang  mengha silkan  dua  sel  anak  yang memiliki  genotip  sama  dan  identik  dengan  sel  induknya. Sedangkan  Pembelahan Meiosis, terjadi pada sel-sel germinal  (gamet) dengan hasil akhir empat buah sel anak  yang haploid dengan komposisi genotip  yang mungkin berbeda dengan sel induknya. Sebelum  terjadinya  peristiwa  pembelahan  sel,  terdapat  beberapa  peristiwa penting  seperti  pembelahan  kromosom.  Dalam  inti  sel  terdapat  kromosom  yaitu bendabenda  halus  berbentuk  batang  panjang  atau  pendek  dan  lurus  atau bengkok.  Kromosom  merupakan  pembawa  bahan  keturunan.  Kromosom  dapat terlihat  pada  tahap-tahap  tertentu  pada  pembelahan  inti.  Biasanya  kromosom digambarkan pada  tahap metafase.

MITOSIS

MITOSIS adalah cara reproduksi sel dimana sel membelah melalui tahap-tahap yang teratur, yaitu Profase Metafase-Anafase-Telofase. Antara tahap telofase ke tahap profase berikutnya terdapat masa istirahat sel yang dinarnakan Interfase (tahap ini tidak termasuk tahap pembelahan sel). Pada tahap interfase inti sel melakukan sintesis bahan-bahan inti
Secara garis besar ciri dari setiap tahap pembelahan pada mitosis adalah sebagai berikut:

A.      Interfase
Ciri-ciri fase interfase sebagai berikut :
1.     Selaput nukleus membatasi nukleus
2.      Nukleus mengandung satu atau lebih nukleolus
3.  Dua sentrosom telah terbentuk memlalaui replikasi sentrosom tunggal
4.      Pada sel hewan, setiap sentrosom memiliki dua sentrosom
5.     Kromosom yang diduplikasikan selama fase S, tidak bisa dilihat secara individual karena belum terkondensasi.

B.       Profase
Ciri-ciri fase profase sebagai berikut :
1.  Serat-serat kromatin menjadi terkumpar lebih rapat, terkondensasi menjadi kromosom diskret yang dapat diamati dengan mikroskop cahaya.
2.      Nukleolus lenyap
3.      Û   Gelendong mitotik mulai terbentuk. Gelendong ini terdiri atas sentrsom dan mikrotubulus yang menjulur dari sentrosom.
4.  Sentrosom-sentrosom bergerak saling menjauhi, tampaknya didorong oleh mikrotubulus yang memanjang di antaranya.

C.       Prometafase
Ciri-ciri fase prometafase sebagai berikut :
1.      Selaput nukleus terfragmentasi
2.    Mikrotubulus yang menjulur dari masing-masing sentrosom kini dapat memasuki wilayah nukleus.
3.      Kromosom menjadi semakin terkondensasi
4.      Masing-masing dari kedua kromatid pada setiap kromosom kini memiliki kinetokor, struktur protein terspesialisasi yang terletak pada sentromer.
5.      Beberapa mikrotubulus melekat pada kinetokor menjadi mikrotubulus kinetokor.
6.    Mikrotubulus nonkinetokor berinteraksi dengan sejenisnya yang berasal dari kutub gelendong yang bersebrangan


D.      Metafase
Ciri-ciri fase metafase sebagai berikut :
1.     Merupakan tahap mitosis yang paling lama, seringkali berlangsung sekitar 20 menit.
2.      Sentrosom kini berada pada kutub-kutub sel yang bersebrangan.
3.      Kromosom berjejer pada lempeng metafase, bidang khayal yang berada di pertengahan jarak antara kedua kutub gelendong. Sentromer-sentromer kromosom berada di lempeng metafase.
4. Untuk setiap kromosom, kinetokor kromatid saudara melekat ke mikrotubulus kinetokor yang berasal dari kutub yang bersebrangan.



E.       Anafase
Ciri-ciri fase anafase sebagai berikut :
1.  Merupakan tahap mitosis yang paling pendek, seringkali berlangsung hanya beberapa menit.
2.   Anafase di mulai  ketika protein kohesin terbelah. Ini memungkinkan kedua kromatid saudara dari setiap pasangan memisah secara tiba-tiba. Setiap kromatid pun menjadi satu kromosom utuh.
3.     Kedua kromosom anakan yang terbebas mulai bergerak menuju ujung-ujung sel yang berlawanan saat mikrotubulus kinetokor memendek. Karena mikrotubulus ini melekat ke wilayah sentromer terlebih dahulu.
4.      Sel memanjang saat mikrotubulus nonkinetokor memanjang.
5.   Pada akhir anafase, kedua ujung sel memilki koleksi kromosom yang sama dan lengkap.

F.        Telofase
Ciri-ciri fase telofase sebagai berikut :
1.      Dua nukleus anakan terbentuk dalam sel.
2.      Selaput nukleus muncul dari fragmen-fragmen selaput nukleus sel induk dan bagian-bagaian lain dari sistem endomembran.
3.      Nukleolus muncul kembali.
4.      Kromosom menjadi kurang terkondensasi
5.    Mitosis, pembelahan satu nukleus menjadi nukleus yang identik secara genetik, sekarang sudah selesai.



GAMBARAN UMUM FASE MITOSIS