Seberapa
cepat spesies baru bisa muncul? Dalam waktu sekitar 6.000 tahun, menurut sebuah
penelitian bintang laut Australia.
"Itu
luar biasa cepat dibandingkan dengan sebagian besar organisme,” kata Rick Grosberg, profesor evolusi dan ekologi
dari UC Davis dan dia juga salah seorang penulis di surat kabar yang
diterbitkan 18 Juli lalu di jurnal Proceeding of Royal Society B.
Grosberg
tertarik mengenai spesies baru yang muncul di laut. Di daratan, kelompok
tumbuhan dan hewan dapat secara fisik terisolir oleh pegunungan maupun sungai
dan kemudian muncul sebuah perbedaan sehingga mereka tidak dapat lagi
berkembang biak sekalipun mereka bertemu lagi. Tapi bagaimana keterisolasian
ini tidak berpengaruh di laut terbuka?
Grosberg
dan rekannya mempelajari dua keterkaitan antara “bintang
bantal,” Cryptasperina pentagona dan Cryptasperina
hystera, yang hidup di pantai Australia. Hewan yang sama dalam penampilan,
namun hidup di daerah yang berbeda:Hystera terjadi pada saat
beberapa pantai dan pulau berada jauh di ujung selatan dari kawasanpentagona.
Kehidupan
seksual mereka sangatlah berbeda.Pentagona mempunyai individu
jantan dan betina yang melepaskan sperma dan telur ke dalam air dimana mereka
membuahi sel, berkembang menjadi larva dan mengapung di wilayah plankton selama
beberapa bulan sebelum menetap dan berkembang menjadi bintang laut dewasa.
Lain
halnya dengan Hystera. Hystera adalah hewan
hermafrodit, yakni melahirkan bayi bintang laut secara internal yang siap untuk
tumbuh menjadi induk muda/bintang laut dewasa.
“Ini adalah suatu perbedaan yang dramatis sepanjang
sejarah kehidupan dari setiap kelompok organisme,”
kata Grosberg.
Para
peneliti melihat adanya perbedaan yang ada di urutan DNA bintang laut dari
kedua spesies dan diperkirakan lamanya waktu sejak spesies berpisah.
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa spesies terpisah sekitar 6.000 sampai 22.000 tahun
yang lalu. Hal tersebut menjadikannya aturan dari beberapa cara spesies baru
untuk melakukan evolusi. Contohnya, mereka jelas tidak menunjukkan perbedaannya
secara lambat dengan perubahan genetik selama periode waktu yang lama, akan
tetapi mereka mengisolasi dengan cepat.
Selama
11.000 tahun terakhir, batas antara air dingin dan air hangat di Laut Coral
mengalami fluktuasi utara dan selatan. Sebuah populasi kecil dari nenek moyang
bintang laut, bahkan salah satu individunya, mungkin telah terperangkap di
suatu daerah terpencil di ujung selatan dari wilayah tadi yang kemudian
diisolasi oleh perubahan arus laut.
Penulis
lain di surat kabar ini adalah: Jonathan Puritz dan Robert Toonen, Universitas
Hawaii, Simon Fraser University di British Columbia, Kanada Michael Hart dan
Carson Keever, yang memperoleh gelar sarjana dari UC Davis, Jason Addison,
Universitas New Brunswick, Kanada (sebelumnya seorang peneliti postdoctoral di
UC Davis), dan Maria Byrne, Universitas Sydney.
Penelitian
ini didukung oleh National Science Foundation untuk Grosberg dan Toonen,
mahasiswa lulusan UC Davis.